LOTENG—Ratusan siswa madrasah dari jenjang MI hingga
MA, terancam tidak bisa mengikui Ujian Nasional (UN) tahun 2016.
Penyebabnya, masih banyak madrasah yang belum mengisi data EMIS sebagai
dasar Kementerian Agama (Kemenag) menentukan data siswa yang akan
mengikuti UN.
Diakui Kasi Penmad Kanmenag Loteng, Hambali SAg, hingga batas waktu pertama yang sudah ditentukan Kemenag, terdapat puluhan madrasah yang belum selesai mengisi data EMIS. “Kalau tidak lengkap mengisi data itu, siswa yang ada di madrasah itu tidak bisa ikut UN karena Kemenag ngambil datanya dari sana,” jelasnya.
Batas waktu yang diberikan kepada semua madrasah sudah terlewati, yakni 10 Desember. Hanya saja, ada kebijakan dari Kanwil Kemenag NTB yang memberikan batas waktu kedua hingga Sabtu (19/12).
“Untung masih ada kebijakan, kalau tidak berarti ratusan siswa tidak bisa ikut UN,” imbuhnya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap madrasah yang belum menyelesaikan pengisian data, Kemenag Loteng membuka pintu lebar-lebar untuk melayani madrasah yang membutuhkan bantuan selama dua hari kedepan. “Kami siap lembur melayani madrasah,” tegasnya.
Jika beragam upaya sudah ditempuh tapi tetap saja ada madrasah malas bereskan datanya, Hambali tak mau disalahkan ketika ada siswa madrasah tidak bisa ikut UN atau madrasahnya tidak mendapat bantuan berupa BOS maupun bansos.
“Kita sudah menginformasikan hal ini berkali-kali kepada semua madrasah, kalau tidak juga dipatuhi, ya apa boleh buat,” katanya.
Sampai saat ini, baru 65 persen madrasah yang sudah menyelesaikan data EMIS. Sisanya masih tak jelas kapan mau menyelesaikan tugasnya.(fiq)
Diakui Kasi Penmad Kanmenag Loteng, Hambali SAg, hingga batas waktu pertama yang sudah ditentukan Kemenag, terdapat puluhan madrasah yang belum selesai mengisi data EMIS. “Kalau tidak lengkap mengisi data itu, siswa yang ada di madrasah itu tidak bisa ikut UN karena Kemenag ngambil datanya dari sana,” jelasnya.
Batas waktu yang diberikan kepada semua madrasah sudah terlewati, yakni 10 Desember. Hanya saja, ada kebijakan dari Kanwil Kemenag NTB yang memberikan batas waktu kedua hingga Sabtu (19/12).
“Untung masih ada kebijakan, kalau tidak berarti ratusan siswa tidak bisa ikut UN,” imbuhnya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap madrasah yang belum menyelesaikan pengisian data, Kemenag Loteng membuka pintu lebar-lebar untuk melayani madrasah yang membutuhkan bantuan selama dua hari kedepan. “Kami siap lembur melayani madrasah,” tegasnya.
Jika beragam upaya sudah ditempuh tapi tetap saja ada madrasah malas bereskan datanya, Hambali tak mau disalahkan ketika ada siswa madrasah tidak bisa ikut UN atau madrasahnya tidak mendapat bantuan berupa BOS maupun bansos.
“Kita sudah menginformasikan hal ini berkali-kali kepada semua madrasah, kalau tidak juga dipatuhi, ya apa boleh buat,” katanya.
Sampai saat ini, baru 65 persen madrasah yang sudah menyelesaikan data EMIS. Sisanya masih tak jelas kapan mau menyelesaikan tugasnya.(fiq)